Sunday, August 24, 2014

Da Conspiracao

Pengarang: Afifah Afra
Penerbit: Afra Publishing
Tahun Terbit: 2012
Halaman: 632

1932

Setelah mengikuti kisah perjuangan Sekar di Belanda dan Everdine di Hindia Belanda dalam buku De Liefde, kali ini, pembaca dibawa mengikuti kisah Rangga Puruhita dalam pembuangannya di Ende, Nusa Tenggara Timur. Perjalanan Rangga tidaklah seenak Sekar yang mendapatkan fasilitas kelas satu. Sebaliknya, Rangga harus menderita selama di perjalanan, di tempat yang sempit di dalam kapal yang membawanya ke Ende. Selain itu, rumah yang ditempatinya pun sederhana, jauh dari keraton tempat tinggalnya dulu. Namun demikian, hasrat Rangga untuk menjadi orang yang berguna bagi orang sekitarnya masih sangat kuat. Di dekat tempat tinggalnya, tinggal seorang perempuan bernama Maria Dewi van Persie, anak angkat seorang pensiunan tentara Belanda yang kini menjadi pengajar anak-anak miskin, Johannes van Persie. Johannes van Persie menemukan Maria tertinggal di antara puing-puing bekas pembantaian pasukan Mari Longa di tahun 1907 dan memutuskan untuk merawatnya. Maria yang tumbuh menjadi wanita yang kuat, pintar, namun juga menyimpan semangat berkobar-kobar untuk memerdekakan rakyat Flores dari Belanda, bersama tunangannya sedari kecil, Mari Nusa.

Di lain pihak, terdapat Tan Sun Nio, seorang gadis berdarah Tionghoa yang pindah dari Semarang ke Ende setelah mendapatkan warisan usaha kakaknya, yang meninggal dunia tak lama setelah Tan Sun Nio sampai di Ende. Sang kakak ternyata juga mendapatkan banyak uang dari hasil berdagang candu. Terbakar amarah dan keinginan membalas dendam kematian kakaknya kepada Mari Nusa--yang diduga membunuh Tan  Seng Hun--Tan Sun Nio memutuskan bekerja sama dengan bajak laut yang sangat ditakuti, Djanggo Da Silva. Sebagai ganti keamanan dalam berdagang dan informasi mengenai Mari Nusa, Tan Sun Nio bersediam membayar sejumlah besar uang kepada bajak laut Elang Timur milik Djanggo Da Silva. Selain berbisnis opium, Tan Sun Nio juga terkenal sebagai lintah darat karena kerap memeras nelayan miskin dengan memberikan pinjaman yang tak mungkin dapat dikembalikan oleh para nelayan miskin.

Pertemuan pertama Rangga dan Tan Sun Nio tidak meninggalkan kesan yang baik, karen Tan Sun Nio dengan licik ingin menjebak Rangga. Namun, siapa sangka jika berikutnya, ternyata takdir mereka saling bertautan. Rangga tak sengaja terseret dalam perjuangan kemerdekaan rakyat Flores pimpinan Mari Nusa. Tan Sun Nio ternyata dikhianati oleh orang kepercayaannya, yang ternyata juga menjadi bagian dari gerakan kemerdekaan yang menyeret Rangga. Dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri, apa sesungguhnya motif dari masing-masing pejuang di dalamnya?

Sunday, August 17, 2014

Books For Sale Part 2

Part 1 sisa 1 buku bisa dilihat di sini.


Kali ini buku koleksi pribadi saya..

Silahkan dilihat-dipilih-dibeli.

Untuk pembelian, bisa langsung hubungi saya di martina.s.daruli@gmail.com dengan menyebut buku yang kamu minati. Jika buku tersebut masih tersedia, saya akan balas email kamu dengan instruksi pembayaran dan pengiriman bukunya.

FYI:

  1. Karena ini koleksi pribadi, jadi masing-masing buku hanya ada 1 eksemplar ya. Dan tentu nggak bisa restock karena saya bukan toko buku.
  2. Kondisi semua baik dan mulus, sudah disampul, baru sekali baca. Jika ada kondisi lain, saya beri keterangan di bawah bukunya. Untuk buku impor, mungkin terkesan mahal, tapi kamu bisa cek dulu harga buku barunya di toko buku impor online. Nanti berasa harganya murah deh. Hehehee...
  3. Harga yang tertera belum termasuk ongkos kirim. Paket akan dikirim menggunakan JNE setelah kamu transfer uang pembelian. Karena sekarang banyak JNE yang nggak menerima paket pengiriman Oke, maka saya akan gunakan tarif Regular yaa :)

Sunday, August 10, 2014

The List

Author: Siobhan Vivian
Publisher: Push
Year Published: 2012
Page: 333

THE LIST

Freshmen
Ugliest:
DANIELLE DEMARCO -- Also known as Dan the Man.

Prettiest:
ABBY WARNER -- Bonus points awarded for overcoming family genetics!

Sophomores
Ugliest:
CANDACE KINCAID -- Beauty isn't just skin deep, btw.

Prettiest:
LAUREN FINN -- Everyone's hot for the new girl.

Juniors
Ugliest:
SARAH SINGER -- It's like she's trying to be as ugly as possible!

Prettiest:
BRIDGET HONEYCUTT -- What a difference a summer can make.

Seniors
Ugliest:
JENNIFER BRIGGIS -- (Drumroll, please.) The only four-peat in Mount Washington history! Congrats, Jennifer!

Prettiest:
MARGO GABLE -- All hail this year's homecoming queen!

Every year, a list contains the name of the prettiest and the ugliest girls' in every grade is published at Mount Washington High. No one knows who made it and why. One thing for sure, the list affects 8 girls whose name has been stated in it.

Monday, August 4, 2014

Sabtu Bersama Bapak

Pengarang: Adhitya Mulya
Penerbit: Gagasmeddia
Tahun Terbit: 2014
Halaman: 277

Pak Gunawan telah meninggal pada akhir tahun 1992. Namun demikian, Pak Gunawan tetap menginginkan agar dirinya tetap dapat berguna bagi keluarganya, terutama kedua anaknya yang masih kecil, bahkan setelah kematiannya. Setahun sebelum kematiannya, ketika menyadari penyakit kankernya sudah semakin parah dan hidupnya tak lama lagi, Pak Gunawan dengan dibantu istrinya membuat rekaman yang berisi ajaran-ajaran penting tentang kehidupan untuk ditonton kedua anaknya, Satya dan Cakra. Setiap Sabtu sore, Ibu Itje mengajak kedua anaknya menonton rekaman Bapak: Sabtu Bersama Bapak.

Di tahun 2016, kedua anak Pak Gunawan, Satya dan Cakra, telah dewasa dan menjalani kehidupan mereka masing-masing. Satya kini bekerja di kilang minyak lepas pantai dan tinggal di Denmark bersama istri dan ketiga anaknya. Ia adalah sosok bapak yang perfeksionis dan keras. Ketiga anaknya takut kepadanya, dan istrinya selalu diprotesnya. Suatu hari, sang istri mengirim e-mail yang mengatakan agar Satya tidak usah pulang ke rumah. Cakra kini sudah menjadi seorang Deputy Director Divisi Micro Finance sebuah bank. Di umur 30 tahun, ia sudah mapan namun belum memiliki pendamping. Ia jomblo yang kurang percaya diri. Ketika berhadapan dengan wanita yang ia sukai, ia menjadi gagap.

Kisah Ibu Itje lain lagi. Setelah kepergian Pak Gunawan, ia menjalankan usaha warung yang sukses menjadi restoran. Hidupnya bahagia, terlebih melihat kesuksesan anak-anaknya. Namun, kini penyakit kanker menggerogotinya. Ia tak mau membuat anak-anaknya cemas, terutama Cakra yang masih mencari jodoh. Namun, ia juga takut waktunya tidak cukup untuk melihat Cakra bahagia.

Di tengah permasalahan yang dihadapi masing-masing, baik Satya, Cakra, dan Bu Itje kembali memutar video Bapak. Ajaran-ajaran Bapak membantu mereka untuk melewati kesulitan hidup dan berpikir dengan bijaksana.