Thursday, March 12, 2015

Gloomy Gift


Pengarang: Rhein Fathia
Penerbit: Bentang
Tahun terbit: 2015
Halaman: 283

Aduh, aduh, maafkan muka saya dan Jiji si Jerapah yang ikut nimbrung di foto bukunya yaaa.. Soalnya kami berdua sama-sama excited bangetttt abis baca buku ini. Kenapa? Saya ceritakan pelan-pelan yaaa....

Gloomy Gift, secara singkat, bercerita tentang seorang gadis bernama Kara yang pesta pertunangannya terpaksa rusak oleh sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak mengerti. Tiba-tiba, rumahnya diserang segerombolan orang tak jelas, dan ia malah dibawa kabur tunangannya, Zeno. Tidak cukup sampai di situ, Kara juga mencuri dengar Zeno berkomunikasi dengan menggunakan sandi-sandi, dan sempat pula Kara hampir mati diberondong peluru. 

Sampai beberapa jam sebelum kejadian penyerangan itu, Kara hanyalah seorang gadis sederhana pemilik gift shop di sebuah mal. Dan tunangannya, Zeno, adalah seorang arsitek yang cuek namun sangat menyayangi Kara. Kini, kenapa tiba-tiba Zeno terlihat menakutkan dan memiliki senjata api? Sebenarnya Zeno terlibat apa sih? Bagaimana nasib Kara selanjutnya?



Kiriman dari Rhein Fathia. Selain buku, ada postcard, notebook, dan beberapa voucher belanja. Terimikiciiii!!!


Novel ini... masih membuat saya deg-degan bahkan sampai beberapa saat setelah halaman terakhirnya saya tutup. Seru banget! Full action dengan alur yang cepat. Saya termasuk jarang membaca novel action semacam ini. Seingat saya, cuma novel Beat the Reaper-nya Josh Bazell yang pernah saya baca yang punya genre sejenis dengan Gloomy Gift ini, dan sejujurnya saya bosan banget baca Beat the Reaper. Ceritanya terlalu panjang dan dipenuhi monolog tak jelas dari tokoh utamanya. Dan terutama,  klimaksnya cuma.. yah, begitu aja. Walau saya bisa bilang kalau ceritanya bagus, tetap saja feel-nya kurang dapet. Buat saya, kisah action itu paling pas ya dibuat film; gambar bergerak, di mana kita bisa langsung melihat aksi bak-buk-ciat-ciat para tokohnya. Coba aja kamu tonton aksi berantemnya Jackie Chan, terus tuangkan dalam tulisan. Bisa tergambarkan dengan pas gitu? Kalau memang mau dibukukan, minimal harus dibuat bentuk komik deh.. Tapi, dalam Gloomy Gift, saya bisa mendapatkan keseruannya. Dan untuk itu, saya acungkan 2 jempol buat Rhein Fathia.

Baca Gloomy Gift tuh sensasinya seperti nonton film Speed. Iya, Speed-nya Keanu Reeves dan Sandra Bullock yang pertama kali diputar di bioskop jaman saya SD, yang biar sudah berkali-kali diputar di TV tetap saja saya nonton dan... tetap saja saya deg-degan pas adegan si Mas Nunu *Mas Nunu???* masuk ke kolong bis. Alurnya cepat dan ceritanya padat, mengingat timeline cerita ini sebenarnya hanya 2 hari. Selama cerita, tensinya terus naik; Rhein tidak mengizinkan pembacanya santai sebentar, dan rasanya memang sayang meninggalkan buku ini barang semenit saja sebelum seluruh kisahnya tuntas.

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan soal novel ini karena, dengan timeline cepat seperti ini, kebanyakan cerita bisa jadi spoiler. Lebih enak kalau teman-teman baca sendiri. Tapi seperti biasa, tetap ada beberapa hal yang sebenarnya saya bingung, misalnya mengenai keadaan kapal Mutiara Hitam; tenggelam atau melayang? Lalu kalau diving juga pakai snorkel ya? Lalu di halaman 274, itu serius cuma sebulan? Memang kena pasal berapa undang-undang apa? Hehe iya, saya pembaca bawel. Jadi yaa... begitulah. Tapi sebenarnya pertanyaan itu bisa tertutup dengan serunya membaca cerita sih.

Sebagai penutup, coba deh baca novel ini. Nggak perlu jadi pencinta kisah action untuk bisa tenggelam dalam ceritanya. Dan satu lagi, sepertinya kalau difilmkan bakal asyik nih. Ayo ayo yang mau bikin filmnyaaa.....

1 comment:

What is your thought?