Sunday, November 27, 2016

Di Balik Kerling Saatirah

Pengarang: Ninik M. Kuntarto
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: 2010
Halaman: 191

"Ma, jabatanku sebagai Direktur PT Kimia Utama memerlukan dukungan semangat yang penuh dari orang-orang yang kucintai. Aku butuh semangat hidup itu. Aku butuh semangat itu sebagai asa untuk optimalisasi kinerjaku. Aku butuh perempuan lain yang bisa membuat semangat kerjaku berkali lipat bangkit," Mas Andro mengawali pembicaraannya.

Saatirah bagai tersambar geledek ketika suaminya, Andro, terang-terangan meminta izin Saatirah untuk memacari perempuan lain. Shintia, sekretarisnya. Ingin rasanya Saatirah menolak, namun Saatirah, yang tumbuh dari keluarga terhormat menak Sunda, dilatih untuk selalu sabar dan menurut pada suami. Selama ini, bukannya tak pernah ada perempuan lain di hati Mas Andro. Namun, Saatirah berhasil mengusir semua perempuan itu dengan cara halus. Maka, ia pun meminta dipertemukan dengan Shintia.

Shintia berbeda dari perempuan-perempuan lain yang pernah singgah dalam rumah tangga Saatirah dan Andro. Perempuan satu ini begitu kuat menguasai Andro dan begitu bebal. Dan Andro, entah mengapa, malah selalu menomorsatukan Shintia dibanding Saatirah. Andro bahkan tak ragu menampar Saatirah di depan ibu dan kakak Saatirah kala mengetahui Saatirah mengirim pesan bernada mengancam kepada Shintia.

Anyelir tahu juga masalah yang saat ini sedang aku alami. Aku ingin malam berjalan cepat agar hari esok segera tiba. Aku ingin kembali ke rumah Anyelir. Penasaran. Logikaku runtuh, nalarku ambruk. Kalimat Anyelir terakhir kali padaku sangat menyedot keingintahuanku.

Ketika membantu sahabatnya yang sedang tertimpa masalah, Susan, Saatirah bertemu kembali dengan keponakannya yang kabarnya memiliki kemampuan "meneropong". Anyelir namanya. Pertanyaan Anyelir tentang masalah rumah tangga Saatirah dan Andro membuat Saatirah tergoda untuk meminta bantuan Anyelir. Benar, ternyata Andro sudah diguna-guna Shintia. Maka, dengan bantuan Anyelir, Saatirah mencoba melawan guna-guna Shintia dan dukunnya yang kuat.

Di samping menjadi klien Anyelir, Saatirah akhirnya juga mempromosikan Anyelir kepada teman-temannya. Ternyata, banyak masalah yang menimpa teman-temannya juga disebabkan oleh kekuatan gaib dan hanya kekuatan gaiblah yang bisa melawannya. Namun, apakah masalah rumah tangga Saatirah akhirnya bisa diselesaikan? Bukankah percaya dukun adalah sesuatu yang dosa?

Saatirah merupakan sebuah novel yang saya tidak sangka akan diterbitkan oleh Grasindo. Selama ini, yang saya tahu, Grasindo hanya menerbitkan novel-novel populer dan remaja, kebanyakan bertema Korea. Cover Saatirah yang manis pun membuat saya hampir tertipu walau setelah membaca testimonial di back cover, saya pun sadar kalau tema novel ini berat.

Tentang ceritanya, saya rasa cukup menarik walau mungkin sebagian besar orang menganggap temanya mengada-ada. Buat pembaca dengan pemikiran modern, Saatirah mudah sekali terlihat bodoh karena mau-maunya memberi kesempatan pada suaminya untuk selingkuh. Tentu saja janji-janji manis Andro di awal hanya isapan jempol belaka. Namun, percayalah, Saatirah bukannya bodoh. Ia memang terlatih sejak kecil untuk menjadi perempuan yang penurut. Ketika masih lajang menurut pada ayah, maka setelah menikah pun ia harus menurut dan melayani suami. Cerita masa lalu hubungan Andro dan Saatirah menjelaskan semuanya. Dan ketika Andro akhirnya mengasarinya dan jelas-jelas lebih memilih Shintia, Saatirah pun tidak bisa melepaskannya begitu saja. Walau secara finansial dia lebih dari mampu untuk bertahan hidup, nama baik keluarga besar, masa depan anak-anak, dan juga komitmennya akan pernikahan yang sekali seumur hidup merupakan hal yang harus dia pertimbangkan. Maka, jadilah Saatirah bertahan mati-matian dengan menelan sendiri kemarahan dan kesedihannya.

Dan ketika akhirnya Saatirah mencari jalan keluar melalui praktek perdukunan, pembaca lagi-lagi akan mudah menunjuk kebodohan Saatirah yang kedua. Bagaimana bisa orang semodern Saatirah, yang merupakan dosen berpendidikan tinggi dan religius percaya pada hal klenik? Namun lagi-lagi, saya bisa bilang kalau orang-orang seperti Saatirah ini memang banyak. Itulah sebabnya sampai saat ini paranormal seperti Ki Joko Bodo dan lain-lain masih populer, kan? Lihat siapa pelanggannya. Tentu bukan orang-orang tak berpendidikan dan udik, kan? 

Lucu memang melihat fenomena penggunaan hal-hal mistis dan klenik sebagai alternatif solusi di tengah bangsa Indonesia yang sudah modern dan beragama ini. Kalau saya lihat sih, ini disebabkan karena di Indonesia, tradisi leluhur masih dipegang erat dan walau sudah ada agama yang melarang penggunaan hal-hal semacam itu, sangat mudah bagi pelaku untuk membungkusnya dengan hal-hal berbau agama. Dalam buku ini, misalnya, mantra-mantra yang diberikan beberapa diambil dari Al Quran. Akibatnya, banyak orang yang memang sudah kepepet mencari solusi mudah percaya bahwa cara ini memang diridhoi Tuhan dan mendapatkan pembenaran. Bukan di agama Islam saja, di agama lain pun sama. Yang paling banyak kita temui saat ini tentu seperti penggunaan pawang hujan dan juga penglaris usaha kuliner.

Saatirah merupakan peringatan dari penulis kepada pembaca bahwa apa pun masalah yang menimpamu dan seberapa terdesaknya dirimu, hanyalah ingat Tuhan sebagai penolongmu. Praktek perdukunan tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Alasan secara lengkap dapat dibaca sendiri pada buku ini.

Sebuah buku yang menarik dengan penokohan yang hidup dan konflik yang realistis. Namun, ada hal yang sebenarnya mengganjal bagi saya, yaitu mengenai judul di mana di cover tertulis "Di Balik Kerling Saatirah" sedangkan di dalamnya tertulis berkali-kali judulnya hanya "Saatirah". Selain itu, adanya tulisan "Segera difilmkan!" namun sampai saat ini rasanya tak ada film berjudul Saatirah padahal buku ini terbit tahun 2010 alias 6 tahun lalu. Hmm... Kenapa ya kira-kira?


1 comment:

What is your thought?